Chrysler 300C
Model Uji: Chrysler 300C V6 3.5L
Harga: Rp 1.100.000.000
* Tenaga 249 hp
* Torsi 340 Nm
* 0-100 kpj 10,8 detik
* Konsumsi BBM 8,2 kpl (kombinasi)
* 80-0 kpj 27,5 m (2,7 detik)
Kabin lega, redaman suspensi
Bagi kebanyakan orang, barangkali nama Chrysler 300C masih asing di telinga. Bahkan, beberapa orang sempat mengira mobil ini adalah rakitan Bentley. Ya, harus diakui, sepintas bentuk saloon Amerika ini mengingatkan kita pada mobil bernuansa aristoktrat asal Inggris tersebut. Tapi, 300C bukanlah Bentley. Ia adalah hasil kolaborasi Daimler dan Chrysler kala mereka masih bersanding dalam satu aliansi usaha. Sedan besar ini diperkenalkan pada 2003 silam di ajang New York Auto Show, sebagai sebuah mobil konsep. Unit pertamanya mulai dijual setahun kemudian.
Chrysler 300C lahir dengan ciri khas mobil Amerika yang memiliki tubuh lebar dengan atap rendah. Dengan komposisi seperti itu, saloon ini tampil maskulin. Terpikat oleh impresinya, PT Garansindo Inter Global, ATPM Chrysler di Indonesia, mencoba menghadirkannya di Tanah Air. Sesuai spesifikasi yang dimilikinya, 300C berada di pasar saloon eksekutif, wilayah yang juga dihuni Mercedes-Benz E-class, BMW Seri-5, dan Audi A6.
Jadi, mampukah 300C bersaing? Jawabannya mungkin saja. Sebab, Chrysler 300C mengusung fitur yang tidak jauh berbeda dengan rivalnya. Di beberapa sektor bahkan terasa lebih baik, meskipun ada juga kekuranganya.
DESAIN & REKAYASA
300C hadir dengan bentuk yang “tidak lazim” bagi pasar Indonesia. Namun, desain yang “sangat bold” ini justru mengambarkan identitas tersendiri. Sebuah mobil dengan bonnet panjang, ground clearance yang tinggi, dan lingkar roda yang tebal. Semua itu mencerminkan kemapanan dan eleganitas. Namun, di balik sosoknya yang khas itu, 300C berbagi komponen dengan Mercedes-Benz E-class.
Salah satunya dengan model Mercedes W210, atau yang dikenal sebagai Mercy New Eyes generasi pertama. Bagian yang berbagi komponen mencakup sub-struktur kolong mobil, suspensi belakang, wiring harness (perkabelan), steering column, dan transmisi otomatis 5-speed. Adapun suspensi depan double wishbone juga diambil dari Mercedes W220 (generasi S-class 1999-2006).
Meski demikian, saloon bongsor ini memiliki jarak sumbu roda 3.050 mm, panjang 5.015 mm, lebar 1.881 mm, dan tinggi 1.475 mm. Artinya, saloon ini lebih panjang 205 mm, lebih lebar 82 mm, dan lebih tinggi 30 mm dari W210. Tidak hanya itu, model yang kami uji memiliki bobot 1.745 kg (lebih berat 10 kg ketimbang E-class). Tetapi, bobotnya ini masih lebih ringan 110 kg dibanding BMW Seri-5. Walaupun begitu, tetap terasa “timpang” jika ditimbang dengan Audi A6 yang memiliki bobot hanya 1.550 kg.
Jika diperhatikan lebih lanjut, tampaknya sebagian desain 300C terinspirasi dari saloon keluaran Eropa. Sebagai contoh, desain yang lurus di sisi mobil, serta pola grille lebar yang tanpa terbelah bumper, tampak menyerupai Audi A6. Begitu pula garis horisontal di ujung bonnetnya, sekilas mengingatkan kita pada desain Mercy satu dekade lalu.
Meski samar-samar terlihat nuansa Eropa, toh DaimlerChrysler kala itu merancang 300C untuk bisa menarik minat konsumen di Amerika. Tak heran jika lampu utama khas muscle car dan beberapa ornamen krom ikut disematkan. Desain fender dibuat tebal dan lebar agar mengakomodir velg besar kegemaran orang Amerika. Satu hal yang menjadi catatan kami adalah desain kaca spion. Sejujurnya, tidak ada masalah dengan bentuk dan dimensinya. Hanya saja, desis turbulensi angin saat mobil berlari cukup mengganggu.
Di balik bonnetnya, terpasang mesin V6, 3,5 liter, SOHC, 24-katup, bertenaga 249 hp pada 6.400 rpm dan torsi 340 Nm pada 3.800 rpm. Sementara itu, transmisi otomatis 5-speed sudah dilengkapi teknologi 'adaptive electronic control', 'auto stick driver-interactive manual control', dan 'electronically modulated torque converter clutch'. Rangkaian fitur tersebut diklaim mampu membuat pergantian gigi terasa lembut dan akurat.
Susunan suspensi depan menganut double wishbone, independent lateral dan diagonal lower link, plus pegas spriral. Sedangkan di bagian belakang, tersusun suspensi independent five link dan pegas spiral. Menariknya, 300C memasang velg berukuran 18 inci dengan ban 225/60. Profil ban yang di atas rata-rata tersebut (mayoritas saloon eksekutif memakai profil kurang dari 60), membuat roda terlihat seperti untuk mobil SUV, ketimbang sedan.
INTERIOR
Besarnya dimensi eksterior berpengaruh positif pada ruang kaki dan ruang kepala yang luas. Selain itu, bidang pandang yang lebar dihasilkan dari kaca depan. Hanya saja, panjangnya bonnet membuat pengemudi harus mencari posisi yang ideal, agar tidak repot untuk mengukur jarak dengan mobil lain di tengah lalu lintas padat.
Jok berbalut bahan kulit berwarna abu-abu memberi kesan elegan, senada warna dashboard dan panel-panel interior lainnya. Memang kursi saloon mewah ini tidak diimbuhi fitur pijat seperti Mercedes-Benz E300, tetapi jok depan sudah dilengkapi pemanas. Saat mesin dimatikan, secara otomatis kursi akan mundur demi kemudahan akses keluar. Posisi kursi akan kembali ke posisi berkendara semula bila mesin dihidupkan, berkat fitur 'memory seat'.
300C tidak hanya memberi keleluasaan kabin, tetapi juga memanjakan penumpang dan pengemudinya dengan fasilitas penyimpanan barang yang memuaskan. Selain kantung penyimpanan di bagian dashboard, barang-barang juga bisa ditaruh di kompartemen tengah yang berukuran sangat lebar. Belum lagi kapasitas bagasinya berdaya tampung 442 liter.
Permukaan dashboard tampil minimalis. Bagian fascia tengah tidak banyak dihiasi aneka tombol dan kenop. Kesan sederhana juga terlihat dari desain cluster meter berupa dua buah lingkaran besar (speedometer dan tachometer), yang diapit dua lingkaran kecil (indikator bahan bakar dan temperatur).
Lingkar kemudi palang lima yang sederhana, mengingatkan kami pada saudaranya, Jeep Grand Cherokee. Ornamen panel kayu yang mencuatkan nuansa kemewahan tidak hanya menghiasi fascia, tetapi separuh lingkar kemudi juga dibalut material bermotif alam tersebut. Kelegaan legroom juga membuat posisi pedal mampu tertata dengan apik.
PERFORMA
Dari lintasan uji, kami menyimpulkan bahwa Chrysler tampaknya membangun 300C bukan untuk berakselerasi cepat. Meski jantung mekanis berkode EER yang diusungnya mampu menghasilkan tenaga 249 hp dengan tenaga spesifik 71,1 hp/ton (berkat bobot keseluruhan yang mencapai 1,7 ton), spesifikasi tersebut seharusnya bisa menghasilkan akselerasi yang baik. Namun, sayangnya, 300C menggunakan transmisi dengan rasio gigi yang lebar. Karena itulah akselerasi 0-100 kpj tercatat dalam 10,8 detik.
Dibanding rival sekelasnya, catatan waktu ini terbilang lambat. Data road test sebelumnya untuk Mercy E-300 saja, akslerasi 0-100 kpj bisa diraih 8,5 detik. Alhasil, untuk performa dalam kota yang memerlukan akselerasi spontan dan kelincahan, 300C terasa kaku.
Namun, saat mesin berada di putaran menengah (4.000-5.000 rpm), letupannya seolah memupus akselerasi yang lamban tadi. Raungan jantung tenaga V6 seakan tidak pernah kehabisan napas. Itulah mengapa mobil ini terasa lebih nyaman saat melesat di jalan bebas hambatan, dengan kecepatan menengah hingga tinggi.
Chrysler 300C diuntungkan oleh transmisi 5-speed miliknya yang halus dan akurat (lihat boks Under the Skin). Walhasil, pengemudi merasa percaya diri saat kick-down di jalan yang panjang, tanpa ada perpindahan gigi yang berlebihan dan mengganggu kenyamanan.
Untuk pengereman, saloon bonsor ini berhenti dari 80–0 kpj dalam waktu 2,7 detik dan jarak 27,5 meter. Catatan waktu yang terbilang baik untuk mobil yang memiliki bobot besar.
PENGENDALIAN & PENGENDARAAN
Tenang dan menapak, adalah dua kata yang cocok untuk menggambarkan pengendaraan 300C. Meski komponen suspensi diadopsi dari Mercedes-Benz, toh karakteristik pengendaraannya khas Amerika. Dalam hal ini, mobil terasa lambat di awal dan perlahan naik mencapai performa terbaiknya. Saat-saat menjelajah seperti inilah 300C seolah mengeluarkan karakter pengendaraan yang sebenarnya.
Peredaman suspensinya patut diacungi jempol. Saat kami mengujinya melalui jalanan bergelombang, rangkain peredam kejut ini menahan guncangan dengan baik. Di tikungan melambung, 300C menyuguhkan arah yang akurat. Meski memiliki bobot berat dan dimensi besar, toh 300C sanggup menekuk dengan baik.
Fitur 'auto stick driver' dapat digunakan sesuai lintasan yang ditempuh. Pindahkan tuas transmisi ke D dan fitur 'adaptive electronic control' akan menyesuaikan kinerja transmisi dengan percepatan mobil dan bukaan throttle. Geser tuasnya ke kiri, operasikan secara semi manual, pindahkan gear sesuai putaran mesin yang ideal untuk tenaga dan torsi, maka Chrysler akan sedikit lebih responsif saat Anda menghadapai jalanan di pegunungan. Proses ini juga Anda bisa gunakan sebagai engine brake.
MEMBELI & MEMILIKI
Sebenarnya, merek Chrysler bukanlah barang baru di Indonesia. Hanya saja, beberapa kali pergantian ATPM, membuat salah satu dari 'big three' di Amerika ini (di samping Ford dan Chevrolet), seakan terlupakan. Kini, 300C adalah ujung tombak penjualan Chrysler di Indonesia, untuk kelas saloon.
300C hadir dalam empat varian: entry level bermesin 2,7 liter (DOHC), 3,0 liter common rail diesel (DOHC), 3,5 liter (SOHC), serta 5,7 liter, HEMI, V8. Selain model yang terakhir, semua mesin berkonfigurasi V6, 24-katup. 300C telah dibekali airbag depan dan samping sebagai peranti keselamatan.
Untuk pasar Indonesia, tersedia dua varian: V6 3,5 liter (SOHC), 24-katup dan V8 5,7 liter HEMI. Sebagaimana diketahui, HEMI adalah mesin terbaik Chrysler yang telah di-tunning. Sementara itu, untuk pilihan warna eksterior, tersedia dalam kelir putih, perak, dan hitam. Adapun pilihan warna interiornya: beige, putih, dan abu-abu. PT Garansindo Inter Global, ATPM Chrysler, memberikan garansi 3 tahun atau 100.000 km (mana yang terlebih dahulu) untuk setiap model yang dijual.
UNDER THE SKIN
Salah satu tujuan dipakainya ragam komponen Mercedes dalam 300C adalah untuk memangkas waktu pengembangan produk. Diantara sekian banyak part yang menjadi donor, tercatat salah satu yang terbaik adalah ditanamnya transmisi 5-speed otomatis, 5G-Tronic.
Peranti saluran daya ini lazim dipakai untuk varian Mercy bermesin V12 dan model full tunning seperti AMG, mengingat kemampuan “badak” yang dimilikinya. Bagaimana tidak, transmisi beratio lebar (dengan perbandingan antar gear mencapai 2) ini sanggup menahan beban puntir hingga 1.074 Nm. Bila dibandingkan dengan transmisi Mercy 7G-Tronic yang hanya sanggup menahan momen di 731 Nm.
KESIMPULAN
Hadir dengan bentuk boxy, Chrysler 300C tampil beda di kelasnya. Memiliki karakteristik mesin high band (dimana selisih rpm di tenaga tertinggi dan torsi maksium cukup jauh), mobil ini disetting untuk perjalanan jauh (long hauler). Lakukan intonasi pedal gas secara bertahap, dan mobil akan menunjukan kerja terbaiknya.
Citra rasanya sendiri merupakan gabungan Eropa dan Amerika dengan komposisi 50:50. Hal ini dikarenakan 300C mengambil platform, transmisi dan kaki dari Mercedes E-Class. Sedangkan desain body dan mesin dirancang oleh Chrysler.
0 komentar:
Posting Komentar